Rabu, 14 Desember 2022

Puisi Buat Istriku

“Harinya hari Sabtu, ketika sebuah notifikasi menyala dilayar utama androidku. Dari seorang wanita yang bukan istriku dengan sebuah kalimat warning : Bersifat Rahasia. Satu-satunya yang membuatku tenang adalah pengirim pesan itu bernama Ibu Nila. Walikelas anakku. Yang membuat aku tidak tenang adalah, aku harus membuat puisi. Aku berpikir jika kutulis dengan pena akan menjadi spesial, saat keyboard virtual mengambil alih tulisan tangan, walau aku juga tidak yakin tulisanku bisa dibaca orang lain.”

20 Tahun Silam

Desember ini...
Dua puluh tahun sudah
Saat kuucap janji akad nikah
Membawa banyak cerita indah
Walau kadang berhias gelisah

Desember ini...
Banyak hal telah berubah
Ada guratan terlukis diwajahmu
Guratan yang tersusun membentuk bait puisi
Puisi tentang lelah dan perjuangan
Puisi tentang asa dan kebahagiaan
Bahkan puisi tentang cinta dan omelan

Desember ini..
Seakan aku baru tersadar
Betapa engkau istri yang sangat tegar
Tegar melawan ketidakberdayaan
Betapa engkau istri yang pintar
Pintar berkreasi untuk masa depan

Desember ini...
Aku belajar untuk tersenyum
Melihatmu yang terkadang santun kadang tantrum
Aku belajar bisa tetap bersikap manis
Melihatmu yang terkadang romantis kadang juga sadis
Aku belajar dari rasa galau
Saat hati serasa pilu tetapi selalu rindu
Karena aku percaya
Engkau adalah anugerah terindah dalam hidupku

Selasa, 22 Maret 2022

Rindu Ramadhan

Salah satu yang membuat saya begitu kangen dengan Ramadhan adalah, munculnya Kyai-kyai kampung ke permukaan.
Mereka tidak pernah pansos, tidak masyhur di publik juga tidak viral di youtube atau tiktok.
Tapi mereka masyhur di langit, followernya para malaikat yang selalu mendoakan.
Mengapa?
Karena mereka para kyai kampung yang selalu ada saat kita butuhkan.
Saat kita punya hajat dan saat kita kesusahan.
Mereka yang ngajari ngaji mulai alif, ba, ta sampai bisa baca Quran. Mereka yang mengajari cara shalat. Bukan kyai kondang.
Mereka yang kalo kita mau ngasih amplop, kita carikan uang wungkul yang sudah pecah.
Bisa jadi merekalah para wali yang sebenarnya.
Bukankah Wali itu selalu disembunyikan dan tidak terkenal.

Mau Masuk Surga Cara Gampang atau Cara Epic

Saya bilang epic bukan sulit. Karena ini ibarat "jalan ninja" buat masuk surga kelas vvip.
Karena nurut saya gak ada kelas ekonomi di surga, minimal kelas vip.
Firman Allah : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga??, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, ...." (QS Ali Imron : 142)
Ayat ini tentu bukan untuk nakut-nakuti orang, bahwa masuk surga itu tak semudah yang dibayangkan, tapi harus JIHAD dulu. Sebagaimana luas makna jihad, luas juga cakupan orang yang ambil jalur ini.
Para pejabat negara, pejabat partai, pejabat yayasan, sampai pejabat di RT RW, harus memastikan bahwa mereka bermanfaat untuk Islam. Itu jalan ninja yang harus ditempuh.
Sementara kita yang bukan apa-apa, hanya masyarakat biasa, cukup ngibadah, ndherek dhawuhi kyai, menjahui maksiyat itu sudah lebih dari cukup untuk ke surga, sebagaimana dhawuhe Rasululullah : "Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)
Jadi gak perlu belajar nahwu sharaf, menghafal alfiyah sampai imriti, bisa peyang kepala kita. Itu bukan jalan ninja kita, tapi jalan ninja para alim dan para ulama.
Dan yang terpenting lagi, jangan pernah merasa lebih baik dari yang lain. Sampai-sampai yang nggak satu golongan dikatakan belum dapat hidayah.

Rejeki itu datang atau dijemput?

Imam Malik (Guru Imam Syafi'i) dalam majlis menyampaikan bahwa Sesungguhnya rejeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan rejeki.
Imam Syafi'i (sang murid berpendapat lain), bahwa seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rejeki.
Suatu saat Imam Syafi'i sedang bepergian keluar, melihat rombongan orang yang sedang memanen anggur, diapun membantu mereka.
Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafi'i memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.
Imam Syafi'i senang, bukan karena mendapatkan anggur, melainkan pemberian itu telah menguatkan pendapatnya, "Seandainya aku tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur".
Bergegas Imam Syafi'i menjumpai Imam Malik Gurunya dan mempersilahkan untuk menikmati anggur yang dia bawa. Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya.
Imam Malik berucap, “Seharian ini aku memang tidak keluar, hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku".

Kemudian mereka berdua tertawa....
Dua imam besar mengambil dua hukum yang berbeda dari hadist yang sama. Begitulah cara ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapat nya sendiri.
Bagi Imam Syafi'i, Imam Malik bukan sekedar guru, tapi juga ayah angkat yang membiayai pendidikannya.
Imam Malik tidak pernah mengatakan Imam Syafi'i sesat meski mengambil sikap berbeda.
Nurut saya andaikan saat itu sudah ada KK, pasti juga tidak akan terlintas oleh Imam Malik untuk mencoret nama Imam Syafi'i dari KK. Dan, andaikan sudah ada sosmed, saya tidak membayangkan, caci dan makian nitizen yang sok kaya ilmu saat berhadapan dengan perbedaan madzhab.

Apakah Belanda Menjajah Indonesia ada dalam Pelajaran Sejarah Belanda?

Sejarah adalah milik para pemenang. Pemenang menulis sejarah menurut versi mereka.
Dari banyak tokoh pahlawan wanita, mengapa yang dipilih adalah RA. Kartini?
Karena Kartini punya hubungan baik dengan Belanda.
Sebagaimana, benarkah ada peperangan dahsyat antara Majapahit dengan Galuh Pakuwon, atau Padjadjaran?
Sampai saat ini para ahli sejarah masih meragukan. Karena mereka adalah rombongan pengantin.
Mungkinkah rombongan pengantin bersenjata lengkap?
Terlebih ditempat kejadian di daerah bubat, para arkeolog tidak menemukan serpihan senjata layaknya tempat terjadinya peperangan.
Tapi permusuhan atara jawa dan sunda berhasil dirawat oleh belanda, bahkan sampai sekarang.

Apakah Belanda Menjajah Indonesia ada dalam Pelajaran Sejarah Belanda? Menurut Dosen UGM, I Made Andi Arsana jawabannya, "ADA".
Dalam pelajaran sejarah Belanda disebutkan, mereka datang di negeri yang sangat terbelakang, kemudian membangun infrastruktur. Beberapa bangunan dan rel kereta api masih digunakan sampai sekarang.
Bahkan Kitab Undang-Undang Hukum Belanda juga masih digunakan sampai sekarang.
Apakah Belanda mencanangkan kerja paksa (rodi), dengan menyiksa tanpa upah?
Mereka menjawab, "Kami memberi makan dan mengupah mereka melalui mandor-mandor pribumi."


Entah benar atau salah. Tapi fakta hari ini, Bukan pemerintah tak peduli pada rakyatnya, "mandor-mandor pribumi" lah yang menyalahgunakan dana bansos yang seharusnya menjadi jatah untuk rakyat.
Pelajaran sejarah memang harus menghadirkan kebanggaan dan bukan sekedar merawat pilu dan nestapa.

Negara atau Keshalehan Sosial ?

Dalam perjumpaan yang tidak biasa, Rasulullah pernah ditanya oleh Malaikat Isrofil. Posisi Rasulullah saat itu sedang bersama Malaikat Jibril.
Untuk kali pertama Rasulullah melihat Malaikat Jibril yang nampak gelisah dan gugup. Malaikat Jibril tahu bahwa Malaikat Isrofil tidak pernah turun ke bumi. Dia mengira akan datang hari kiamat.
Ternyata Malaikat Isrofil bertanya, “Ya Rasulullah aku membawa pesan yang diutus oleh Allah kepadamu. Aku datang untuk memberikanmu pilihan. Jalani kehidupan Nabi sebagai Raja, atau sebagai Hamba sahaya?”
Disini Rasulullah mengambil pilihan kedua. Menjadi Nabi yang hidup sederhana.
Padahal dengan alasan dakwah bisa saja Rasulullah memilih hidup seperti Nabi Sulaiman. Karena dengan menguasai negara maka hukum Islam akan lebih mudah ditegakkan.


Rasulullah adalah orang yang cermat dan berpikir jauh ke depan. Dakwah dengan hikmah, dengan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi lebih bisa diterima.
Terbukti sampai hari ini, dakwah Islam terus meluas. Dari generasi ke generasi.
Nabi Sulaiman memang berhasil jadi penguasa yang menegakkan Islam, tapi saat Nabi Sulaiman mangkat, yang terjadi fitnah dimana-mana. Jadi buat yang selalu berpikir, Islam hanya bisa ditegakkan dengan negara, daulah, khilafah, sebaiknya memperbanyak khazanah keilmuannya. Jangan hanya cukup dengan mengikuti kajian dari satu guru, satu murabbi atau satu masyayikh.

Anak Indonesia Terlalu Lama di Sekolah

Kita sebagai orang tua coba sekali-kali bepikir, ilmu yang kita peroleh di bangku sekolah, mana yang kita pakai dalam profesi kita, dalam kehidupan kita?
Artinya anak-anak kita terlalu banyak belajar hal-hal yang tidak penting. Umur mereka habis di sekolah. Jadi kebijakan fullday itu untuk siapa sebenarnya?
Untuk orang tua yang pingin praktis.
Merasa anak lebih aman di lingkungan sekolah. Pulang kerja tinggal menyaksikan anaknya jadi pinter. Pinter semua pelajaran sekolah, pinter ngaji dan pinter segalanya.
Benarkah anak-anak sudah mendapatkan apa yang seharusnya mereka butuhkan?

Kalo kita googling maka akan kita dapati pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia.
Koq bisa, padahal mereka hanya 4-5 jam di sekolah.
Tidak ada PR, tidak ada Ujian Nasional.
Mereka baru boleh sekolah saat usianya menginjak 7 tahun, bandingkan dengan Indonesia yang emak-emaknya sudah rempong cari sekolahan dan bimbel sejak anaknya baru lahir procot.
Tiap 45 menit pembelajaran di Finlandia, siswa mendapat 15 menit istirahat, mungkin kaya' kita kalau lihat sinetron di tivi. Ada jedanya...
Kenyataannya..
Mereka gak stres belajar, karena setelah itu bisa bermain.
Anak SMP/SMA model pendidikannya kaya' anak kuliahan. Cukup datang di mata pelajaran yang dibutuhkan. Disisi lain..
Finlandia adalah negara dengan predikat nomor 1 sebagai tempat paling nyaman untuk ditinggali.
Bagi mereka kebahagiaan didapat bukan karena banyaknya aturan, tapi karena kesadaran.
Kita memang bukan Finlandia, tidak bisa juga menjadi Finlandia.
Tapi kita harus bisa memberi solusi bagi generasi di bawah kita, untuk hidup lebih baik.


Fullday School tidak serta merta menjadikan anak lelah bersekolah dan kurang bersosialisasi karena sesungguhnya lama tidaknya itu sifatnya relatif.
Lingkungan rumah yang kurang kondusif menjadikan fullday school sebagai alternatif dari berbagai alternatif yang ada, coba bayangkan kalo anak-anak usia sekolah nongkrong sembarangan.
Saya sendiri sangat setuju dengan konsep fullday school. Tapi dengan beberapa syarat.
Pastikan anak mendapat porsi istirahat dan bermain yang cukup. Pastikan pula guru-guru yang ada faham dan menerapkan pedagogi (seni mengajar) yang benar.
Saya sangat tidak setuju jika fullday tujuannya untuk menambah jam pelajaran.
Lebih tidak setuju lagi jika tujuannya hanya mengalihkan jam pelajaran di Hari Sabtu ke lima hari efektif.
Harusnya siswa fullday school tidak ada lagi PR, tidak ada lagi tugas tidak selesai dikerjakan di rumah.
Selalu mengingat pesan guru saya dulu, penguasaan kelas lebih penting daripada penguasaan materi. Penguasaan kelas hanya bisa terjadi jika siswa merasa nyaman.

Saat ini dan ke depan semua materi ada di google, semua praktek ada di youtube.
Tapi ada yang tidak bisa diajarkan oleh google dan youtube, yaitu akhlak, adab, dan budi pekerti...
Maka ajarkan anak kita Al-Quran, bukan hanya tahfidz. Maka bahasanya adalah Al-Quran terapan.
Motivasi mereka dengan membuka ruang untuk melakukan kreatifitas, inovasi tiada batas untuk ide-ide dan gagasan baru.
Ajak mereka bijak dunia digital futuristic.
Ingat masa depan mereka tidak ada contekannya di masa lalu atau masa sekarang.